National Center of Biotechnology Information
Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton pertahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,12 juta ton pertahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari.
Di samping itu juga terdapat potensi perikanan lain yang berpeluang untuk dikembangkan, yaitu:
a) perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta ha memiliki potensi produksi 0,9 juta ton per tahun;
b) budidaya laut yang meliputi budidaya ikan, budidaya moluska dan budidaya rumput laut;
c) budidaya air payau dengan potensi lahan pengembangan sekitar 913.000 ha;
d) budidaya air tawar meliputi budidaya di perairan umum, budidaya di kolam air tawar dan budidaya mina padi di sawah; serta
e) bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri farmasi, kosmetik, pangan, pakan dan produk-produk non-konsumsi.
(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005).
TEKNOLOGI PRODUKSI
Secara garis besar produksi perikanan dapat dilakukan melalui usaha penangkapan dan usaha budidaya dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada, yang diikuti dengan usaha pengolahan, baik yang berupa industri rumah tangga maupun industri besar
(a) Perikanan Tangkap
Teknologi yang diperlukan untuk mendukung operasi penangkapan ikan,
terutama di laut adalah:
1. Teknologi untuk penyediaan informasi yang akurat tentang posisi gerombolan ikan
(fishing ground) yang didistribusikan kepada industri penangkapan ikan secara berkala untuk mengefisienkan operasi penangkapan.
2. Teknologi rumpon yang lebih efektif di dalam menarik ikan agar berkumpul dibandingkan dengan teknologi yang ada saat ini, sehingga usaha penangkapan akan lebih efisien.
3. Teknologi/alat tangkap dengan tingkat selektifitas yang tinggi dan alat tangkap yang dapat dioperasikan untuk eksploitasi ikan laut dalam
4. Teknologi penanganan atau penyimpanan hasil tangkap di atas kapal yang baik, dengan pendinginan atau pembekuan, yang memungkinkan penerapan cold chain system, sehingga pembuangan ikan sia-sia karena kerusakan atau penurunan mutu gizi akibat kemunduran mutu ikan dapat dihindarkan.
5. Disain kapal yang memenuhi persyaratan sanitasi dan higiene untuk menjamin mutu dan keamanan hasil tangkapan.
(b) Perikanan Budidaya
Dukungan teknologi yang diperlukan bagi pengembangan perikanan budidaya untuk pemenuhan gizi masyarakat adalah:
1. Sistem budidaya, perlu dikembangan sistem yang lebih efisien dan efektif mengingat biaya input budidaya yang cenderung meningkat, seperti penggunaan pakan buatan
2. Teknologi budidaya untuk komoditas baru yang digemari oleh masyarakat, seperti cumi-cumi
3. Teknologi perbenihan, khususnya untuk lebih memberi memudahkan bagi masyarakat di dalam mendapatkan benih, seperti yang telah dikembangkan di Gondol (Bali) backyard hatchery untuk benih bandeng. Teknologi pemuliaan diperlukan untuk mendukung teknologi perbenihan ini, mengingat semakin menurunnya mutu genetik ikan dewasa ini.
4. Teknologi pakan/nutrisi. Pembuatan pakan ikan selama ini lebih banyak mengandalkan tepung ikan sebagai sumber protein, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan tepung ikan masih harus diimpor. Oleh karena itu perlu dikembangkan sumber protein alternatif, seperti misalnya memanfaatkan maggot yang dikembangbiakkan dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit. Teknologi produksi artemia, yang digunakan untuk pakan benih ikan dan udang, perlu dikembangkan karena selama ini masih diimpor.
5. Teknologi deteksi dan pencegahan penyakit. Penggunaan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk diagnosis penyakit ikan dan udang secara cepat perlu lebih dikembangkan.
6. Peningkatan mutu melalui rekayasa genetika (reproduksi, pertumbuhan, mutu dan warna daging, efisiensi pakan, ketahanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan.
Sumber : www.litbang.deptan.go.id/special/HPS/dukungan_tek_perikanan.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar